PERAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI YANG KUAT TERHADAP SURVIVENYA PERUSAHAAN DI MASA SULIT
PERAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
YANG KUAT
TERHADAP SURVIVENYA PERUSAHAAN DI
MASA SULIT
Oleh :
Azizah Azmi Khatamy
khatamy.azizah@gmail.com
Mahasiswa S1 Akuntansi
Fakultas Ekonomi UNISSULA
ABSTRAK
Kondisi ekonomi perusahaan merupakan suatu hal yang sangat
fluktuatif. Kondisi ekonomi ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor. Banyaknya
insiden yang terjadi dapat memberikan dampak positif maupun negatif bagi suatu
lingkungan perusahaan. Aspek yang paling mudah dijadikan tolak ukur yaitu pada
aspek keuanagan. Insiden yang membawa dampak negatif bagi perusahaan dapat
didefinisikan sebagai masa-masa sulit yang merupakan sebuah hal yang pasti
dialami oleh perusahaan dan biasanya akan menimbulkan krisis keuangan. Krisis
keuangan mengharuskan perusahaan mengambil tindakan tertentu dalam
penyelesaiannya. Untuk mengambil tindakan yang diperlukan perlu diadakan
analisis yang dalam hal ini bisa dibantu dengan adanya Sistem Informasi
Akuntansi. Dalam studi ini, akan dijelaskan bagaimana peran Sistem Informasi
Akuntansi yang kuat dalam membantu perusahaan untuk bisa bertahan menghadapi
masa-masa sulit.
Kata
Kunci : krisis keuangan, sistem informasi akuntansi
1. Pendahuluan
Kondisi ekonomi perusahaan merupakan
hal yang fluktuatif atau dapat dibilang pergerakannya sangat cepat. Kondisi
ekonomi suatu perusahaan ini bergerak dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari
faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yang dapat
mempengaruhi pergerakan kondisi ekonomi perusahaan ini seperti pendapatan
perusahaan itu sendiri, sedangkan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi
kondisi ekonomi suatu perusahaan seperti kebijakan-kebijakan pemerintah,
kegiatan politik, dan juga ada tidaknya pesaing. Kondisi ekonomi ini bisa
bergerak naik dan juga bisa bergerak turun. Bergerak naik dalam artian positif
yaitu kondisi ekonomi perusahaan membaik dan bergerak turun dalam artian
negatif yaitu kondisi ekonomi perusahaan memburuk yang dapat menyebabkan krisis
keuangan. Banyaknya insiden yang terjadi yang bisa menyebabkan krisis keuangan perusahaan
perlu di analisis dan dikelola dengan baik. Dengan adanya terjadinya krisis
keuangan, mengharuskan para pelaku bisnis untuk mengambil langkah-langkah yang
sekiranya diperlukan menyelesaikannya. Pengambilan langkah tertentu diperlukan
adanya pertimbangan yang dalam hal ini bisa di dapatkan dengan mengelola
informasi dengan efektif, salah satunya mengelola Sistem Informasi Akuntansi.
Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
dapat menyajikan data-data yang bersifat data keuangan yang diperoleh dari
berbagai departemen, yaitu departemen pemasaran, prdoduksi, keuangan dan masih
banyak lagi yang selanjutnya data-data yang telah diperoleh dari departemen kemudian
diolah menjadi sebuah informasi yang diharapkan bisa membantu dalam hal
pengambilan keputusan. Keakuratan informasi yang dihasilkan sangat diperlukan
karena akan mempengaruhi pertimbangan pengambilan keputusan. Dalam hal ini
Sistem Informasi Akuntansi memegang peran penting dalam membantu managemen
mengambil langkah-langkah yang diperlukan dengan tujuan untuk menyelesaikan
krisis keuangan di masa-masa sulit perusahaan.
Dalam studi kali ini, pertama akan
dibahas gambaran masa-masa sulit seperti apa
yang sering dihadapi oleh perusahaan yang biasanya menimbulkan krisis
keuangan, kedua akan dibahas mengenai krisis keuangan itu sendiri, ketiga akan
digambarkan seberapa besar peran Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang kuat dalam
membantu perusahaan dapat bertahan menghadapi krisis keuangan yang di akibatkan
oleh masa-masa sulit.
2. Masa-Masa Sulit yang Sering
Dihadapi Perusahaan
Sudah merupakan hal yang normal apabila suatu
perusahaan mengalami masa-masa yang dianggap sulit. Standar suatu kondisi bisa
dikatakan sebagai masa-masa sulit merupakan hal yang subjektif, bisa saja
kondisi A bagi satu perusahaan merupakan keadaan normal, dan bagi perusahaan
lainnya merupakan kondisi yang mengancam peusahaannya. Namun, tolak ukur suatu
keadaan yang sering dianggap sebagai masa masa sulit yaitu biasanya dimana
suatu kondisi bisa menyebabkan krisis keuangan. Seperti sekarang yang dapat
kita saksikan bersama, sedang marak wabah covid-19 yang dampaknya sudah banyak
dirasakan oleh banyak pihak. Besar sekali pengaruh adanya wabah ini terhadap
kondisi ekonomi perusahaan. Tidak jarang kabar perusahaan yang mulai melakukan
kebijakan phk bagi para pekerjanya dikarenakan tidak adanya pemasukan untuk
menggaji karyawan. Dengan adanya wabah ini juga banyak mengakibatkan kerugian
yang parah bagi pelaku pelaku usaha baik dari skala besar maupun kecil. Wabah
covid ini baru merupakan salah satu masa sulit yang dialami perusahaan. Masih
banyak masa-masa sulit lain yang dihadapi perusahaan, seperti contoh simpelnya
adanya pesaing berat, adanya kebijakan pemerintah yang bertolak belakang dengan
tujuan perusahaan, terjadinya kerugian yang disebabkan oleh satu dan lain hal,
yang pastinya hal-hal yang disebutkan diatas memerlukan suatu tindak
penyelesaian yang tepat.
3. Krisis Keuangan
Krisis keuangan atau bisa juga disebut krisis
financial adalah situasi dengan berbagai institusi atau aset keuangan
kehilangan sebagian besar nilai mereka. Pada abad ke-19 dan ke-20, banyak
krisis finansial berhubungan dengan kepanikan perbankan dan resesi. Situasi
lain yang sering disebut sebagai krisis finansial adalah runtuhnya bursa efek
dan krisis mata uang. Yang dimaksud dengan krisis finansial adalah jatuhnya
harga-harga aset riil (terutama properti) dan non riil (terutama saham dan
surat-surat berharga). Krisis keuangan merupakan mimpi buruk bagi setiap pelaku
bisnis. Penyebabnya bermacam-macam, bisa karena faktor internal seperti
manajemen arus kas yang buruk, atau faktor eksternal seperti melemahnya
perekonomian, musibah seperti bencana alam atau penyakit, dan lain-lain. Jika pengusaha tidak segera melakukan
tindakan ketika krisis keuangan melanda, maka kondisi finansial bisnisnya akan
semakin parah dan kemudian berakhir pada kebangkrutan.
Untuk menghindari dampak negatif
dari krisis keuangan ini, penyebab krisis keuangan yang berasal dari dalam
maupun dari luar harus dipantau dengan hati-hati dan juga tindak pencegahan
atau penyelesaian harus segera dilakukan. Apabila masih terjadi kegagalan dalam
penyelesaiannya, bisa dikatakan dalam perusahaan ini Sistem Informasi Akuntansi
masih terabaikan.
4. Sistem Informasi Akuntansi yang Kuat
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi menurut Weygandt dkk (2014:395), sistem yang mengumpulkan dan memproses transaksi-transaksi data dan menyampaikan informasi keuangan kepada pihak-pihak tertentu disebut dengan sistem informasi akuntansi (accounting information system). Hal serupa juga disampaikan oleh Krismiaji (2015:4), Sistem informasi akuntansi adalah “sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis”. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses dan mengumpulkan data serta transaksi untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi pihakpihak yang memerlukanya. Bagi perusahaan, Sistem Informasi Akuntansi merupakan hal yang sangat penting, dimana kelengkapan dan keakuratannya sangat diperlukan karena akan dijadikan landasan dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Keberhasilan perusahaan dalam mengambil keputusan merupakan cerminan Sistem Informasi Akuntansi yang kuat. Karena dalam Sistem Informasi Akuntansi ini semua kegiatan bisnis di rekan dan di daftarkan, yang setelah itu diolah sedemikian rupa yang diperlukan dalam hal merencanakan, mengendalikan, dan memutuskan suatu kegiatan. Adapun Sistem Informasi Akuntansi sendiri bisa dikatan sebagai sitem yang kuat atau berkualitas apabila Sistem Informasi Akuntansi ini memenuhi beberapa kriteria yaitu :
1.
Relevansi
Relevansi
mengacu pada seberapa membantu informasi akuntansi tersebut untuk proses
pengambilan keputusan keuangan. Kualitas informasi akuntansi menjadi relevan
jika memenuhi unsur :
· Predictive Value
: membantu memprediksi hasil-hasil yang akan diperoleh di masa-masa yang akan datang.
· Confirmatory
Value : membantu mengkonfirmasi kebenaran ekpektasi sebelumnya.
Informasi
akuntansi akan menjadi relevan jika dapat memberikan informasi yang bermanfaat
tentang peristiwa di masa lalu dan membantu memprediksi peristiwa masa depan
Hal ini penting dalam mengambil tindakan untuk menghadapi kemungkinan yang
terjadi di masa depan.
2.
Dapat diuji (Realibilitas)
Realibilitas,
juga dikenal sebagai keandalan. Hal ini menunjukan sejauh mana informasi secara
akurat mencerminkan sumber daya perusahaan, perputaran modal, transaksi, dan
lain-lain. Faktor ini adalah untuk
membantu memberikan gambaran nyata atau realita yang tersaji dalam informasi
akuntansi. Kualitas informasi akuntansi menjadi reability jika memenuhi unsur :
· Lengkap (Completeness)
– Laporan keuangan tidak boleh mengecualikan transaksi apa pun dan semua
informasi yang penting tersaji sesuai kriteria penyajian secara wajar
· Netral
(Neutrality) – Informasi laporan keuangan tidak dibuat atas dasar kepentingan
salah satu pihak. Baik eksternal maupun Internal
· Bebas dari
kesalahan (Free from error) – Sejauh mana informasi bebas dari kesalahan.
3. Dapat diverifikasi (Verifiability)
Laporan keuangan harus dapat diverifikasi oleh akuntan-akuntan lain dengan metode-metode yang sama, dapat diuji. Sebagai contoh, informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan dianggat dapat diverifikasi jika dua akuntan independen (misalnya akuntan public atau auditor) dapat menyimpulkan berdasarkan verifikasi mereka bahwa transaksi dan keadaan yang terjadi terefleksi secara adil.
4. Ketepatan waktu (Timeliness)
Ketepatan waktu adalah seberapa cepat informasi tersedia bagi pengguna informasi akuntansi. menyajikan informasi akuntansi tidak tepat waktu menjadikan informasi yang kurang bermanfaat dalam pengambilan keputusan. Hal ini penting untuk informasi akuntansi karena bersaing dengan informasi lainnya. Sebagai contoh, jika perusahaan mengeluarkan laporan keuangannya lebih dari setahun setelah periode akunting, pengguna laporan keuangan akan kesulitan untuk menentukan seberapa baik kinerja perusahaan saat ini.
5. Dapat dipahami
(Understandability)
Understandability adalah sejauh mana informasi yang ada dapat dipahami. Saat ini, laporan tahunan perusahaan biasanya berisi lebih dari 100 halaman, dengan kualitas informasi menyeluruh. Informasi yang dapat dimengerti oleh pengguna harus ada dalam laporan keuangan tersebut. Bagi perusahaan yang berkinerja buruk, adalah hal biasa menggunakan banyak istilah dan kalimat yang sulit dimengerti dalam laporan tahunannya sebagai upaya untuk menyamarkan kinerja yang buruk.
6. Komparatif (Comparability)
Comparability adalah sejauh mana standar dan kebijakan akuntansi diterapkan secara konsisten dari satu periode ke periode lainnya. Laporan keuangan yang dapat dibandingkan harus sesuai dengan standar dan kebijakan akuntansi yang konsisten dengan apa yang diterapkan sepanjang periode akuntansi.
5. Peran Sistem Informasi Akuntansi yang
Kuat dalam Membantu Perusahaan Untuk Bertahan di Masa-Masa Sulit
Sebelumnya sudah dijelaskan seperti apa masa-masa sulit yang kerap dialami oleh perusahaan, dan juga mengerti bagaimana standar Sistem Informasi Akuntansi dapat dikatakan berkualitas atau kuat. Sebenarnya peran utama Sistem Informasi Akuntansi dalam menyelesaikan masalah ini yaitu, Sistem Informasi Akuntansi menjadi landasan diambilnya keputusan. Berikut alasan mengapa dikatakan Sistem Informasi Akuntansi dapat membantu pengambilan keputusan perusahaan di masa-masa sulit :
1. Sistem Informasi Akuntansi menyediakan laporan yang akurat dan tepat waktu sehingga ketika terjadi masa-masa sulit yang membutuhkan langkah khusus, perusahaan bisa meninjau dari formulir dokumen, laporan pemasukan, yang diamana hal tersebut bisa diperoleh dari SIstem Informasi Akuntansi.
2. Sistem Informasi Akuntansi bisa memperbaiki kualitas dan juga bisa mengurangi biaya produksi dan juga jasa, bagi perusahaan yang sedang mengalami krisis keungan hal ini sangat diperlukan karena biasanya perusahaan yang mengalami krisis keuangan berorientasi bagaimana caranya meminimalisir pengeluaran.
3. Sistem Informasi Akuntansi dapat meningkatkan efisiensi di berbagai bidang terutama bidang keuangan yang tentunya sangat membantu perusahaan untuk menjadi lebih efisien dalam memberlakukan kebijakan.
6.
Kesimpulan dan Harapan
Sudah menjadi suatu hal yang pasti bahwa perusahaan mengalami masa-masa sulit yang tak jarang mennyebabkan krisis keuangan yang sangat merugikan. Dengan adanya Sistem Informasi Akuntansi yang dikelola dengan baik dan juga memenuhi standar kualitas yang baik, kondisi ekonomi perusahaan bisa diselamatkan. Tentu dengan disertai analisis yang baik pula, maka akan tercipta langkah-langkah atau kebijakan baru yang tepat dan bisa mencapai tujuan perusahaan.
Harapan saya tentu saja semoga artikel ini bisa menjadi salah satu referensi bagi perusahaan-perusahaan yang mungkin sedang mengalami masa-masa sulit, agar perusahaan semakin memperhatikan pentingnya memperkuat Sistem Informasi Akuntansi yang dimilikinya.
Referensi
https://cpssoft.com/blog/akuntansi/karakteristik-kualitas-informasi-akuntansi/
https://www.hashmicro.com/id/blog/5-langkah-efektif-menghadapi-krisis-keuangan-bisnis/
e-JournalS1 AkUniversitas
Pendidikan Ganesha JurusanAkuntansi Program S1 (Vol: 8 No: 2 Tahun 2017)
Ceran,Mehmet
Mubarak; Gungor, Sadive; and Konya, Sevilay.2016."THE ROLE OF ACCOUNTING
INFORMATION SYSTEMSIN PREVENTING THE FINANCIAL CRISES EXPERIENCED
IN BUSINESSES".Addieton Academic Publisher. Economics, Management, and
Financial Markets 11(1) 2016, pp. 294–302, ISSN 1842-3191, eISSN 1938-212X
Comments
Post a Comment